Selasa, 17 April 2012

Makalah Manejemn Strategi



KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena dengan izin-NYAlah penulis dapat menyusun makalah dengan judul “Analisis Strategi Generik dan Strategi Utama”. Adapun tujuan penulis menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas akhir dari mata kuliah Manajemen Strategi.
Rasa terima kasuh penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kta semua.

Wassalamu Alaikum Wr. Wb


Gorontalo, Januari 2011
Penulis,

   Agustiany Nteseo


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah

Strategi menurut Stephanie K. Markus, seperti yang telah dikutip Sukristono (1995). Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai strategi dalam berusaha. Namun, mungkin saja terjadi seoramg pimpinan perusahaan tidak menyadarinya dalam mengkaji strategi manajemen perusahaan, perlu diketahui bahwa bentuk strategi akan berbeda-beda antar industry, antar perusahaan, dan bahkan antar situasi. Menurut teori manajemen strategi, strategi perusahaan antara lain dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis perusahaan. Misalnya adalah strategi perusahaan pada perusahaan konglomerasi yang memilki satu SBU dan perusahaan yang hanya memiliki satu SBU yang biasanya adalah perusahaan kecil. Selain itu juga dikenal strategi perusahaan yang diklasifikasikan atas dasar tingkatan tugas. Strategi-strategi yang dimaksud adalah strategi generic yang akan dijabarkan menjadi strategi utama / induk.

1.2  Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, maka permasalahan yang dikaji adalah sebagai berikut :

1.      Bagaimana model dimensi strategi menurut Michael R. Porter ?
2.      Bagaimana cara penentuan strategi berdasarkan PLC menurut Michael R. Porter ?


1.3  Tujuan Masalah

Tujuan penyusunan makalah ini adalah :

1.      Agar dapat mengetahui model dimensi strategi.
2.      Dapat mengetahui cara penentuan strategi berdasakan PLC menurut Michael R. Porter.

1.4  Manfaat

Manfaat penyusunan makalah ini untuk menambah wawasan bagi penulis dan para pembaca sekaligus sebagai bahan dasar atau pengetahuan dalam mengetahui macam-macam strategi dan cara menentukannya.

1.5  Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan analisis deskriptif. Dimana penulis memperoleh data dan teori yang ada dari berbagai literatur.



BAB II
KAJIAN TEORI

Menurut Dwi Prastowo Darminto dan Rifka Julianty (2005 ; 52) kata analisis diartikan sebagai penggunaan suatu pokok atas berbagai bagiannya dan bagian itu sendiri, serta  hubungan antara bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
Menurut David P. (15 : 2004 ) strategi adalah cara untuk mencapai jangka panjang, strategi bisnis bisa berupa perluasan diversifikasi, dan pengembangan produk.



BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Dimensi Strategi

Untuk dapat menjelaskan bagaimana model strategi generic yang didasarkan pada pendekatan Michael R. Porter ini dapat diimplementasikan, pertama-tama perlu dijelaskan mengenai dimensi-dimensi strategi persaingan. Strategi perusahaan untuk bersaing dalam suatu industry dapat berbeda-beda dalam berbagai macam dimensi. Diantara berbagai macam dimensi itu, Porter mengajukan 13 macam dimensi yang pada dasarnya diplih perusahaan dalam bersaing. Dimensi-dimensi yang terpilih itu selanjutnya akan dipettakan pada model strategi generic yang dibuat oleh Porter. Selanjutnya, berikut ini dipaparkan 13 dimensi yang dimaksud adalah :

a)      Spesialisasi. Bagaimana upaya yang dilakukan perusahaan dalam menspesialisasi produk (produk yang spesifik) dalam lini produknya, juga pada segmen dan target pelanggannya.
b)      Identifikasi Merek. Bagaimana upaya yang telah dilakukan sehubungan dengan peningkatan kualitas merek produk atau nama perusahaan, misalnya melalui periklanan, tenaga penjual, dan lain-lain.
c)      Dorong Versus Tarik. Bagaimana upaya meningkatkan kualitas merek produk dan/atau nama perusahaan secara langsung pada konsumen akhir versus dukungan saluran distribusi dalam menjual produknya.
d)     Seleksi Saluran. Bagaiman kualitas pemilihan saluran distribusi dari saluran distribusi milik perusahaan sampai pada penyalur lain.
e)      Mutu Produk. Bagaimana tingkatan mutu produk, misalnya melalui bahan baku, spesifikasi, bentuk dan lainnya.
f)       Kepoloparan Teknologis. Bagaimana tingkatan pengupayaan untuk mencapai kepoloporan teknologis versus meniru.
g)      Integrasi Vertikal. Bagaimana tingkatan nilai tambah yang tercermin dalam tingkat integrasi ke depan dan ke belakang yang dilakukan.
h)      Posisi Biaya. Bagaimana tingkatan pengupayaan untuk memperoleh posisi biaya rendah dalam proses produksi dan distribusi melalui investasi dalam fasilitas dan peralatan yang memperkecil biaya.
i)        Layanan. Bagaimana tingkatan layanan tambahan yang dilaukan perusahaan, seperti bantuan teknik, jaringan layanan, pemberian kredit, dan seterusnya.
j)        Kebijakan Harga. Bagaiman tingkatan posisi harga produk relative pada pasarnya.
k)      Leverage. Bagaimana tingkatan kemampuan financial dan oprasioanl yang dimilki.
l)        Hubungan Dengan Perusahaan Induk. Bagaimana tingkatan kekuatan hubungan antara perusahaan induk dan perusahaan anak.
m)    Hubungan Dengan Pemerintah. Merupakan tingkatan hubungan antara perusahaan dan pemerintah sendiri atau asing. Bahwa, pemerintah sendiri dapat memberikan regulasi maupun deregulasi pada perusahaan, demikian pula dengan pemerintah asing di mana perusahaan bergerak.

3.2 Penentuan Strategi Berdasarkan Product Life Cycle (PLC)
Porter, selain membahas penentuan startegi generic dan penentuan persaingan, melanjutkan konsepnya  dengan mengkaitkan pada PLC-nya. Paparannya sebagai berikut :
1)      Strategi pada Bisnis yang Tumbuh
Suatu industry yang baru muncul biasanya menganggap bahwa tidak terdapat aturan main dalam kancah bisnis sehingga industry tersebut melalaikan perumusan strategi. Resiko dan peluang pasti ada dalam bisnis sehingga alangkah baiknya jika kedua hal ini dikelola dengan secermat-cermatnya.
a)      Linkungan Struktural. Terdapat beberapa factor struktur umum yang tampaknya merupakan cirri bagi kebanyakan industry yang sedang dalam tahapan tumbuh. Adapun cirri stuktural secara umum bagi perusahaan-perusahaan yang berada pada industry baru muncul adalah :
Ø  Ketidakpastian teknologi. Biasanya terdapat ketidakpastiandalam kondisi seperti ini. Misalnya, konfigurasi produk semacam apa yang akan diterima pasar, atau teknologi produksi semacam apa terbukti paling sesuai digunakan. Untuk menjawabnya sudah tentu butuh waktu.
Ø  Ketidakpastian strategi. Ketidakpastian strategi berdampak pada ketidakpastian strategi. Tanpa adanya strategi yang dipilh secara tepat, perusahaan tidak akan dapat menentukan dengna baik segmen, target maupun posisi pasar, bauran pemasaran yang dipilh, dan sebagainya.
Ø  Biaya awal yang tinggi. Volume produksi yang kecil dan produk yang masih relative belum dikenal di pasar biasanya membutuhkan biaya yang lebih besar. Apalagi jika penggunaan teknologi dalam berproduksi memiliki kurva pengalaman (learning curva) yang akan segara mendatar. Dalam learning curva yang tajam, biaya yang pada awalnya tinggi akan menurun secara signifikan.
Ø  Muncunya perusahaan baru. Dalam suatu industry yang baru muncull biasanya banyak perusahaan baru lain akan turut pula bermain. Dalam kondisi seperti ini biasanya baik aturan main ataupun skala ekonomi sebagai perintang menjadi tidak  jelas.
Selain cirri sturktural redapat juga rintangan mobilitas awal. Dalam industry yang baru muncul terdapat beberapa rintangan awal yang umum sifanya, yaitu:
Ø  Kepemilikan teknologi
Ø  Akses ke saluran distribusi
Ø  Kemudaham mendapatkan bahan baku yang murah dan baik
Ø  Keunggulan biaya karena pengalaman, dan
Ø  Resiko.

b)      Kendala perkermbangan industry.  Industry yang baru muncul biasanya mengalami banyak masalah dengan perbedaan tingkat keparahan masing-masing perusahaan.beberapa masalah utamanya adalah :
Ø  Perusahaan belum mampu mendapatkan bahan baku secara efektif dan efisien.
Ø  Harga bahan baku akan naik secara cepat sesuai dengan cepat meningkatnya kebutuhan karena jumlah perusahaan yang turut serta juga meningkat cepat.
Ø  Infrrastruktur yang seharusnya siap mendukung bisnis yang baru muncul ini belum tersedia.
Ø  Standarisasi atas produk dan teknologi yang digunakan belum jelas. Ini akan mengganggu kepastian-kepastian dalam hal misalnya, besar biaya, bahan baku, pemasok, dan distribusi.
Ø  Teknologi yang digunakan masih belum jelas dan pasti, maka ancaman terjadinya keusangan teknologi menjadi besar. Pasar potensial akan menunggu sampai cukup yakin bahwa teknologi yang digunakan tidak lagi cepat berganti.
Ø  Perubahan-perubahan produk dan teknologi akan menimbulkan kebingungan bahkan kekecewaan pelanggan karena misalnya, produk yang dikonsumsi menjadi using.
Ø  Cita dan kredibilitas perusahaan dapat terpuruk di mata lembaga keuangan. Hal ini dapat terjadi misalnya, akibat kegagalan produk di pasar, sehingga pinjaman sulit dikembalikan.
Ø  Bisinis yang baru muncul tidak jarang mengalami hambatan-hambatan yang dating dari pemerintah. Hal ini logis karena peran pemerintah dilibatkan misalnya,  dalam hal perizinan.

c)      Pilihan-pilihan strategi
Perumusan strategi hendaknya direncanakan untuk mampu menanggulangi ketidakpastian dan resiko yang ada. Biasanya model persaingan sulit ditentukan, struktur industry belum stabil, dan para pesaing sulit didiagnosis. Namun, faktor-faktor ini memilki sisi lain, misalnya keleluasaan dalam perencanaan strategis peruusahaan.
Dalam penentuan strategis perusahaan, paling tidak ada beberapa aspek utama yang perlu diperhatikan. Aspek-aspek itu adalah aspek pembentukan struktur industry, kondisi eksternalitas dalam perkembangan industry. Peranan yang berubah dari para pemasok dan saluran distribusi, dan pergeseran rintangan mobilitas. Semua aspek dipaparkan berikut ini :
Ø  Pembentukan struktur industry. Salah satu masalah yang dihadapai perusahaan adalah perihal kemampuan perusahaan untuk membentuk suatau struktur industry, misalnya dalam hal kebijakan dalam pasar, produk, maupun harga produk. Jadi, pada intinya perusahaan harus berupaya menentukan kebijakan dalam industry, agar posisi perusahaan menjadi kuat dalam jangka panjang.
Ø  Kondisi eksternal dalam perkembangan industry. Persoalan lain strategis lain adalah bahwa perusahaan harus tetap beroprasi secara seimbang antara berada pada industrinya dan kepentingan perusahaan sendiri. Kerja sama antara perusahaan dalam industry sangat penting.
Ø  Peranan pemasok dan seluruh distributor. Perusahaan hendaknya siap secara strategis, menghadapi pergeseran yang mungkin dilakukan para pemasok dan distributor seiring terjadinya perubahan karena semakin berkembangnya industry. Perubahan ini terjadi karena para pemasok dan distributor menyesuikan kinerjanya dengan perkembangan industry tersebut.
Ø  Pergeseran rintangan mobilitas. Rintangan-rintangan mobilitas awal akan cepat terkikis dan berganti dengan rintanga-rintangan yang sama sekali berbeda-beda ketika industry tumbuh menajdi besar.

2)      Strategi Pindah ke Bisnis yang Dewasa
Terjadinya transisi dari industry yang berkembang pesat ke yang lebih lambat atau mature hampir senantiasa merupakan periode yang kritis dan menentukan bagi perusahaan-perusahaan. beberapa masalah yang perlu diperhatikan akan berfokus pada masalah-masalah strategi dan administrative yang ditimbulkan oleh transisi ini :
a)      Perubahan industry selama transisi. Transisi ke tahapan kematanagn sering mengisyaratkan bahwa telah terjadi sejumlah perubahan. Perubahan-perubahan itu antara lain :
Ø  Pertumbuhan pasar yang melemah, yang berarti bahwa telah terjadi lebih banyak persaingan untuk merebut pangsa pasar yang ada.
Ø  Perusahaan-perusahaan semakin banyak menjual produk pad pelanggan tetap mereka daripada calon pelanggan baru.
Ø  Semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan fasilitas dan peralatan dalam rangka memelihara konsumennya.
Ø  Penyesuaian kapasitas produksi perusahaan karena produksi sudah mulai berkurang.
Ø  Penyeesuaian terhadap kebijakan fungsional perusahaan, seperti kebijakan dalam pemasaran, operasional pabrik, riset, keuangan, dsb
Ø  Produk-produk baru muncul mulai sulit dicari dipasaran karena kemempuan untuk memproduksinya mulai menurun karena biaya dan resiko menjadi lebih besar.

b)      Implikasi organisasi. Pimpinana perusahaan harus tanggap terhadap perubahan motivasi yang terjadi di dalam orrganisasi seiring terjadinya transisi menuju tahapan kematangan industry. Dalam lingkungan persaingan yang lebih matanag, organisasi biasanya hanya mengalami sedikit pertumbuhan, kurang bergairah, kurang rangsangan, dan semangat untuk menjadi pionir cenderung memudar. Perkembangan seperti ini menimbulkan sejumlah masalah yang sulit bagi pimpinan perusahaan. masalah-masalah utama tersebut antara lain :
Ø  Menurunya harapan-harapan atas kinerja keuangan mengharuskan manajer menyesuaikan rencana kerja mereka dengan kondisi mature ini. Jika standar-standar lama masih digunakan tatkala industry berada pada tahapan-tahapan, itu akan beresiko tinggi bagi keseshatan perusahaan dalam jangka panjang, kecuali perussahaan memiliki posisi pasar yang kuat.
Ø  Semua perubahan lingkungan akibat transisi ini dapat menyebabkan perusahaan menjadi lengah, padahal seharusnya disiplin seluruh anggota organisasi harus lebih di tingkatkan untuk melakssanakan strategi yang dipilhnya.
Ø  Kinerja perusahaann yang menurun akan berdampak pula pada menurunnya harapan-harapan anggota organisasi terhadap kemajuan-kemajuanyang ingin dicapai mereka. Sehingga organisasi perlu disuntik dengan motivasi baru agar kinerja perusahaan dapat terus dipertahankan.

3)      Strategi pada Bisnis yang Menurun
Industri yang  sedang decline di sini,diartikan sebagai  indstri yang telah mengalami penurunan absolut dalam penjualan produkselama periode yang relative lama atau terus menerus.Tahap penurunan suatu bisnis menurut model siklus hidup ditandai dengan menyusutnya marjin,penggurangan lini produk,berkurangnya kegiatan litbang dan periklanan,serta berkurangnya jumlah pesaing.
Pada situasi penurunan ini,pedoman strategis yang di anjurkan adalah strategi  barvest/panen atau divest/pengunduran diri.Namun penelitian yang mendalam terhadap industry yang menurun ini,dalam sifat persaingan serta alternatif strategi yang ada untuk menanggulangi penurunan,adalah jauh lebih rumit.Masing-masing industri sangat berbeda dalam kiat menanggulangi persaingan tersebut.
a)      Penentu struktual persaingan dalam masa penurunan.Sejumlah faktor struktual memegang peran penting dalam menentukan sifat persaingan pada suatu industri yang sedang menurun.Sejauh mana tekanan persaingan yang baru muncul akan mengikis kemampulaban ,tergantung pada beberapa kondisi penting yaitu pada beberapa kondisi penting, yaitu : seberapa mudah kapasitas yang dimiliki meninggalkan industry, dan beberapa sengit perusahaan yang masih bertahan berusaha membendung kemerosotan dalam penjualannya. Adapun kondisi tersebut adalah :
Ø  Kondisi permintaan. Proses terjadinya penurunan permintaan serta karakteristik segmen pasar yang tersisa, mempunyai pengaruh besar terhadap persaingan pada tahap penurunnya. Adapun yang termasuk dalm hal ini seperti ketidak pastian, struktur permintaan, sebab-sebab penurunan.
Ø  Hambatan keluar. Seperti dijelaskan di atas, perusahaan ketika akan memasuki suatu industry biasanya mengalami hambatan masuk. Ternyata terdapat pula hambatan keluar yang memaksa perusahaan untuk tetap bersaing dalam industry yang sedang menurun meskipun mereka mendapatkan ROI di bawa standar. Jadi, semakin tinggi hambatan keluar, semakin tidak ramah pula industry terhadap perusahaan-perusahaan yang tengah dalam masa penurun. Hambatan keluar dapat muncul dari berbagai sumber fundamental seperti asset yang tahan lama dan special, biaya tetap untuk keluar, hambatan keluar strategis, hambatan informasi, hambatan manajerial atau emosional, hambatan pemeritah dan social, mekanisme untuk penjualan asset.
Ø  Ketidakjelasan Rivalitas. Penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang sedang menurun kemungkinan besar menyebabkan terjadinya perang harga. Kondisi ini memebuat stabilitas persaingan menjadi terancam, dan secara khusus mempengaruhi kemampulabaan industry yang sedang dalam masa penurunan. Kondisi ini dapat diperburuk lagi oleh sikap para pemasok dan distributor yang mulai menganggap bahwa perusahaan tersebut sudah tidak begitu penting lagi bagi mereka.

b)      Alternatif Strategi dalam masa penurunan. Strategi yang banyak dibicarakan selama masa penurunan adalah strtegi divertasi atau harvest / panen. Namun sebenarnya ada berbagai alternatif strategi, yaitu strategi kepoloporan, ceruk, panen, dan tarik diri segera. Motovasi untuk masing-masing alternatif strategi secara langkah-langkah taktis yang umum dilakukan dipaparkan berikut ini :
Ø  Kepoloporan. Strategi ini dimaksud agar perusahaan-perusahaan yang masih bertahan dan berpotensi dapat meraih keuntungan di atas rata-rata dengan menggunakan kepoloporan. Ini adalah karena kepoloporanlah yang masih mungkin dicapai bila dibandingkan dengan persaingannya. Perusahaan bertujuan untuk menjadi satu-satunya atau salah satu diantara perusahaan yang bertahan dalam industry. Begitu posisi ini dicapai, perusahaan akan beralih untuk mempertahankan posisi atau startegi lain yaitu strategi panen yang terkendali.
Ø  Ceruk. Sasaran dari strategi ini adalah penggalian segmen dalam industry yang tidak saja dapat memeprtahanakan permintaan yang stabil, tetapi juga mempunyai karateristik structural yang memungkinkan perusahaan meraih laba tinggi. Perusahaan kemudian melakukan investasi guna membangun posisinya di segmen ini. Peusahaan yang menggunakan strategi ini dapat saja memanfaatkan sebagian dari strategi kepeloporan guna mengurangi hambatan penarikan dari pesaing, atau untuk megurangi ketidakpastian pada segmen ini.
Ø  Panen. Pada strategi ini, perusahaan berusaha mengoptimalkan arus kasnya dengan antara lain : mengurangi investasi baru, mengurangi pemeliharaan fasilitas, dan memanfaatkan sisa-sisa kekuatan guna menaikan harga jual produk meskipun iklan dan riset telah sangat dikurangi. Setelah kegiatan di atas dilakukan, bsnis akhirnya dapat dijual atau dilikuidasi..
Ø  Penarikan diri segera. Strategi ini berstandar pada pemikiran bahwa perusahaan dapat memaksimalkan pengembalian investasi bersihnya dengan menjualnya kemudian, atau dengan menerapkan salah satu strategi yang lain. Semakin dini perusahaan dijual semakin besar ketidakpastian mengenai apakah permintaan atas tawaran penjualan perusahaan ini memang akan terus menurun. Dalam beberapa keadaan bisnis perlu dilepaskan sebelum masa penurunan karena begitu penurunan terjadi pembeli baik di dalam maupun di luar industry, akan tetapi, di pihak lain, penjualan dini juga membawa resiko, misalnya, jika perkiraan perusahaan akan masa depan terbukti tidak benar.

c)      Memilih Strategi untuk penurunan. Memilih strategi dalam masa penurunan adalah proses mencocokan keinginan untuk bertahan dalam industry dengan posisi relative perusahaan.



BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari uaraian di atas maka saya dapat menarik kesimpulan yaitu menurut Michael R. Porter strategi lebih mengarah pada model startegi generic yang dapat mengimpletasikan strategi perusahaan untuk bersaing dalam suatu industry dalam berbagai macam jenis dimensi.

4.2  Saran
Saran saya yaitu, peru adanya sosialisasi terhadap para pengusaha bagaimana cara menentukan dan macam strategi yang cocok di terapkan dalam usahanya dan pelu adanya upaya untuk mengembangkan dan menciptakan strategi-strategi yang baru.



DAFTAR PUSTAKA
Hunger J. David dan Thomas L. Wheelen 2001. Manajemen Strategi. Yogyakarta : Juliantto Agung.
Wiludjen, Sri. 2007. Pengantar Manajemen. Yogyakarta : Garaha Ilmu.
Umar Husein. 2001. Tipologi Strategi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar