KATA
PENGANTAR
Assalamu
Alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT,
karena dengan izin-NYAlah penulis dapat menyusun makalah dengan judul “Analisis Strategi Generik dan Strategi
Utama”. Adapun tujuan penulis menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas
akhir dari mata kuliah Manajemen
Strategi.
Rasa terima kasuh penulis ucapkan kepada pihak-pihak
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
terdapat banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun. Akhir
kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kta semua.
Wassalamu
Alaikum Wr. Wb
Gorontalo,
Januari 2011
Penulis,
Agustiany Nteseo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Strategi
menurut Stephanie K. Markus, seperti yang telah dikutip Sukristono (1995).
Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin
puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan
suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Pada
dasarnya setiap perusahaan mempunyai strategi dalam berusaha. Namun, mungkin
saja terjadi seoramg pimpinan perusahaan tidak menyadarinya dalam mengkaji
strategi manajemen perusahaan, perlu diketahui bahwa bentuk strategi akan
berbeda-beda antar industry, antar perusahaan, dan bahkan antar situasi.
Menurut teori manajemen strategi, strategi perusahaan antara lain dapat
diklasifikasikan berdasarkan jenis perusahaan. Misalnya adalah strategi
perusahaan pada perusahaan konglomerasi yang memilki satu SBU dan perusahaan
yang hanya memiliki satu SBU yang biasanya adalah perusahaan kecil. Selain itu
juga dikenal strategi perusahaan yang diklasifikasikan atas dasar tingkatan
tugas. Strategi-strategi yang dimaksud adalah strategi generic yang akan
dijabarkan menjadi strategi utama / induk.
1.2
Rumusan
Masalah
Dari uraian di
atas, maka permasalahan yang dikaji adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
model dimensi strategi menurut Michael R. Porter ?
2. Bagaimana
cara penentuan strategi berdasarkan PLC menurut Michael R. Porter ?
1.3
Tujuan
Masalah
Tujuan
penyusunan makalah ini adalah :
1. Agar
dapat mengetahui model dimensi strategi.
2. Dapat
mengetahui cara penentuan strategi berdasakan PLC menurut Michael R. Porter.
1.4
Manfaat
Manfaat
penyusunan makalah ini untuk menambah wawasan bagi penulis dan para pembaca
sekaligus sebagai bahan dasar atau pengetahuan dalam mengetahui macam-macam
strategi dan cara menentukannya.
1.5
Teknik
Analisis Data
Teknik
analisis yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan analisis
deskriptif. Dimana penulis memperoleh data dan teori yang ada dari berbagai
literatur.
BAB II
KAJIAN TEORI
Menurut
Dwi Prastowo Darminto dan Rifka Julianty (2005 ; 52) kata analisis diartikan
sebagai penggunaan suatu pokok atas berbagai bagiannya dan bagian itu sendiri,
serta hubungan antara bagian untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
Menurut
David P. (15 : 2004 ) strategi adalah cara untuk mencapai jangka panjang,
strategi bisnis bisa berupa perluasan diversifikasi, dan pengembangan produk.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Dimensi Strategi
Untuk
dapat menjelaskan bagaimana model strategi generic yang didasarkan pada
pendekatan Michael R. Porter ini dapat diimplementasikan, pertama-tama perlu
dijelaskan mengenai dimensi-dimensi strategi persaingan. Strategi perusahaan
untuk bersaing dalam suatu industry dapat berbeda-beda dalam berbagai macam
dimensi. Diantara berbagai macam dimensi itu, Porter mengajukan 13 macam
dimensi yang pada dasarnya diplih perusahaan dalam bersaing. Dimensi-dimensi
yang terpilih itu selanjutnya akan dipettakan pada model strategi generic yang
dibuat oleh Porter. Selanjutnya, berikut ini dipaparkan 13 dimensi yang
dimaksud adalah :
a) Spesialisasi.
Bagaimana upaya yang dilakukan perusahaan dalam menspesialisasi produk (produk
yang spesifik) dalam lini produknya, juga pada segmen dan target pelanggannya.
b) Identifikasi
Merek. Bagaimana upaya yang telah dilakukan sehubungan dengan peningkatan
kualitas merek produk atau nama perusahaan, misalnya melalui periklanan, tenaga
penjual, dan lain-lain.
c) Dorong
Versus Tarik. Bagaimana upaya meningkatkan kualitas merek produk dan/atau nama
perusahaan secara langsung pada konsumen akhir versus dukungan saluran
distribusi dalam menjual produknya.
d) Seleksi
Saluran. Bagaiman kualitas pemilihan saluran distribusi dari saluran distribusi
milik perusahaan sampai pada penyalur lain.
e) Mutu
Produk. Bagaimana tingkatan mutu produk, misalnya melalui bahan baku,
spesifikasi, bentuk dan lainnya.
f) Kepoloparan
Teknologis. Bagaimana tingkatan pengupayaan untuk mencapai kepoloporan
teknologis versus meniru.
g) Integrasi
Vertikal. Bagaimana tingkatan nilai tambah yang tercermin dalam tingkat
integrasi ke depan dan ke belakang yang dilakukan.
h) Posisi
Biaya. Bagaimana tingkatan pengupayaan untuk memperoleh posisi biaya rendah
dalam proses produksi dan distribusi melalui investasi dalam fasilitas dan
peralatan yang memperkecil biaya.
i)
Layanan. Bagaimana
tingkatan layanan tambahan yang dilaukan perusahaan, seperti bantuan teknik,
jaringan layanan, pemberian kredit, dan seterusnya.
j)
Kebijakan Harga.
Bagaiman tingkatan posisi harga produk relative pada pasarnya.
k) Leverage.
Bagaimana tingkatan kemampuan financial dan oprasioanl yang dimilki.
l)
Hubungan Dengan
Perusahaan Induk. Bagaimana tingkatan kekuatan hubungan antara perusahaan induk
dan perusahaan anak.
m) Hubungan
Dengan Pemerintah. Merupakan tingkatan hubungan antara perusahaan dan
pemerintah sendiri atau asing. Bahwa, pemerintah sendiri dapat memberikan
regulasi maupun deregulasi pada perusahaan, demikian pula dengan pemerintah
asing di mana perusahaan bergerak.
3.2 Penentuan
Strategi Berdasarkan Product Life Cycle (PLC)
Porter, selain membahas penentuan
startegi generic dan penentuan persaingan, melanjutkan konsepnya dengan mengkaitkan pada PLC-nya. Paparannya
sebagai berikut :
1) Strategi
pada Bisnis yang Tumbuh
Suatu industry yang baru muncul biasanya
menganggap bahwa tidak terdapat aturan main dalam kancah bisnis sehingga
industry tersebut melalaikan perumusan strategi. Resiko dan peluang pasti ada
dalam bisnis sehingga alangkah baiknya jika kedua hal ini dikelola dengan
secermat-cermatnya.
a)
Linkungan Struktural.
Terdapat beberapa factor struktur umum yang tampaknya merupakan cirri bagi
kebanyakan industry yang sedang dalam tahapan tumbuh. Adapun cirri stuktural
secara umum bagi perusahaan-perusahaan yang berada pada industry baru muncul
adalah :
Ø Ketidakpastian
teknologi. Biasanya terdapat ketidakpastiandalam kondisi seperti ini. Misalnya,
konfigurasi produk semacam apa yang akan diterima pasar, atau teknologi
produksi semacam apa terbukti paling sesuai digunakan. Untuk menjawabnya sudah
tentu butuh waktu.
Ø Ketidakpastian
strategi. Ketidakpastian strategi berdampak pada ketidakpastian strategi. Tanpa
adanya strategi yang dipilh secara tepat, perusahaan tidak akan dapat
menentukan dengna baik segmen, target maupun posisi pasar, bauran pemasaran
yang dipilh, dan sebagainya.
Ø Biaya
awal yang tinggi. Volume produksi yang kecil dan produk yang masih relative
belum dikenal di pasar biasanya membutuhkan biaya yang lebih besar. Apalagi
jika penggunaan teknologi dalam berproduksi memiliki kurva pengalaman (learning
curva) yang akan segara mendatar. Dalam learning curva yang tajam, biaya yang
pada awalnya tinggi akan menurun secara signifikan.
Ø Muncunya
perusahaan baru. Dalam suatu industry yang baru muncull biasanya banyak
perusahaan baru lain akan turut pula bermain. Dalam kondisi seperti ini
biasanya baik aturan main ataupun skala ekonomi sebagai perintang menjadi
tidak jelas.
Selain cirri sturktural redapat
juga rintangan mobilitas awal. Dalam industry yang baru muncul terdapat
beberapa rintangan awal yang umum sifanya, yaitu:
Ø Kepemilikan
teknologi
Ø Akses
ke saluran distribusi
Ø Kemudaham
mendapatkan bahan baku yang murah dan baik
Ø Keunggulan
biaya karena pengalaman, dan
Ø Resiko.
b) Kendala
perkermbangan industry. Industry yang
baru muncul biasanya mengalami banyak masalah dengan perbedaan tingkat
keparahan masing-masing perusahaan.beberapa masalah utamanya adalah :
Ø Perusahaan
belum mampu mendapatkan bahan baku secara efektif dan efisien.
Ø Harga
bahan baku akan naik secara cepat sesuai dengan cepat meningkatnya kebutuhan
karena jumlah perusahaan yang turut serta juga meningkat cepat.
Ø Infrrastruktur
yang seharusnya siap mendukung bisnis yang baru muncul ini belum tersedia.
Ø Standarisasi
atas produk dan teknologi yang digunakan belum jelas. Ini akan mengganggu
kepastian-kepastian dalam hal misalnya, besar biaya, bahan baku, pemasok, dan
distribusi.
Ø Teknologi
yang digunakan masih belum jelas dan pasti, maka ancaman terjadinya keusangan
teknologi menjadi besar. Pasar potensial akan menunggu sampai cukup yakin bahwa
teknologi yang digunakan tidak lagi cepat berganti.
Ø Perubahan-perubahan
produk dan teknologi akan menimbulkan kebingungan bahkan kekecewaan pelanggan
karena misalnya, produk yang dikonsumsi menjadi using.
Ø Cita
dan kredibilitas perusahaan dapat terpuruk di mata lembaga keuangan. Hal ini
dapat terjadi misalnya, akibat kegagalan produk di pasar, sehingga pinjaman
sulit dikembalikan.
Ø Bisinis
yang baru muncul tidak jarang mengalami hambatan-hambatan yang dating dari
pemerintah. Hal ini logis karena peran pemerintah dilibatkan misalnya, dalam hal perizinan.
c) Pilihan-pilihan
strategi
Perumusan
strategi hendaknya direncanakan untuk mampu menanggulangi ketidakpastian dan
resiko yang ada. Biasanya model persaingan sulit ditentukan, struktur industry
belum stabil, dan para pesaing sulit didiagnosis. Namun, faktor-faktor ini
memilki sisi lain, misalnya keleluasaan dalam perencanaan strategis
peruusahaan.
Dalam
penentuan strategis perusahaan, paling tidak ada beberapa aspek utama yang
perlu diperhatikan. Aspek-aspek itu adalah aspek pembentukan struktur industry,
kondisi eksternalitas dalam perkembangan industry. Peranan yang berubah dari
para pemasok dan saluran distribusi, dan pergeseran rintangan mobilitas. Semua
aspek dipaparkan berikut ini :
Ø Pembentukan
struktur industry. Salah satu masalah yang dihadapai perusahaan adalah perihal
kemampuan perusahaan untuk membentuk suatau struktur industry, misalnya dalam
hal kebijakan dalam pasar, produk, maupun harga produk. Jadi, pada intinya
perusahaan harus berupaya menentukan kebijakan dalam industry, agar posisi
perusahaan menjadi kuat dalam jangka panjang.
Ø Kondisi
eksternal dalam perkembangan industry. Persoalan lain strategis lain adalah
bahwa perusahaan harus tetap beroprasi secara seimbang antara berada pada
industrinya dan kepentingan perusahaan sendiri. Kerja sama antara perusahaan
dalam industry sangat penting.
Ø Peranan
pemasok dan seluruh distributor. Perusahaan hendaknya siap secara strategis,
menghadapi pergeseran yang mungkin dilakukan para pemasok dan distributor
seiring terjadinya perubahan karena semakin berkembangnya industry. Perubahan
ini terjadi karena para pemasok dan distributor menyesuikan kinerjanya dengan
perkembangan industry tersebut.
Ø Pergeseran
rintangan mobilitas. Rintangan-rintangan mobilitas awal akan cepat terkikis dan
berganti dengan rintanga-rintangan yang sama sekali berbeda-beda ketika
industry tumbuh menajdi besar.
2) Strategi
Pindah ke Bisnis yang Dewasa
Terjadinya
transisi dari industry yang berkembang pesat ke yang lebih lambat atau mature
hampir senantiasa merupakan periode yang kritis dan menentukan bagi
perusahaan-perusahaan. beberapa masalah yang perlu diperhatikan akan berfokus
pada masalah-masalah strategi dan administrative yang ditimbulkan oleh transisi
ini :
a) Perubahan
industry selama transisi. Transisi ke tahapan kematanagn sering mengisyaratkan
bahwa telah terjadi sejumlah perubahan. Perubahan-perubahan itu antara lain :
Ø Pertumbuhan
pasar yang melemah, yang berarti bahwa telah terjadi lebih banyak persaingan
untuk merebut pangsa pasar yang ada.
Ø Perusahaan-perusahaan
semakin banyak menjual produk pad pelanggan tetap mereka daripada calon
pelanggan baru.
Ø Semakin
besar biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan fasilitas dan peralatan dalam
rangka memelihara konsumennya.
Ø Penyesuaian
kapasitas produksi perusahaan karena produksi sudah mulai berkurang.
Ø Penyeesuaian
terhadap kebijakan fungsional perusahaan, seperti kebijakan dalam pemasaran,
operasional pabrik, riset, keuangan, dsb
Ø Produk-produk
baru muncul mulai sulit dicari dipasaran karena kemempuan untuk memproduksinya
mulai menurun karena biaya dan resiko menjadi lebih besar.
b) Implikasi
organisasi. Pimpinana perusahaan harus tanggap terhadap perubahan motivasi yang
terjadi di dalam orrganisasi seiring terjadinya transisi menuju tahapan
kematangan industry. Dalam lingkungan persaingan yang lebih matanag, organisasi
biasanya hanya mengalami sedikit pertumbuhan, kurang bergairah, kurang
rangsangan, dan semangat untuk menjadi pionir cenderung memudar. Perkembangan
seperti ini menimbulkan sejumlah masalah yang sulit bagi pimpinan perusahaan.
masalah-masalah utama tersebut antara lain :
Ø Menurunya
harapan-harapan atas kinerja keuangan mengharuskan manajer menyesuaikan rencana
kerja mereka dengan kondisi mature ini. Jika standar-standar lama masih
digunakan tatkala industry berada pada tahapan-tahapan, itu akan beresiko
tinggi bagi keseshatan perusahaan dalam jangka panjang, kecuali perussahaan
memiliki posisi pasar yang kuat.
Ø Semua
perubahan lingkungan akibat transisi ini dapat menyebabkan perusahaan menjadi
lengah, padahal seharusnya disiplin seluruh anggota organisasi harus lebih di
tingkatkan untuk melakssanakan strategi yang dipilhnya.
Ø Kinerja
perusahaann yang menurun akan berdampak pula pada menurunnya harapan-harapan
anggota organisasi terhadap kemajuan-kemajuanyang ingin dicapai mereka.
Sehingga organisasi perlu disuntik dengan motivasi baru agar kinerja perusahaan
dapat terus dipertahankan.
3) Strategi
pada Bisnis yang Menurun
Industri
yang sedang decline di sini,diartikan
sebagai indstri yang telah mengalami
penurunan absolut dalam penjualan produkselama periode yang relative lama atau
terus menerus.Tahap penurunan suatu bisnis menurut model siklus hidup ditandai
dengan menyusutnya marjin,penggurangan lini produk,berkurangnya kegiatan
litbang dan periklanan,serta berkurangnya jumlah pesaing.
Pada
situasi penurunan ini,pedoman strategis yang di anjurkan adalah strategi barvest/panen atau divest/pengunduran
diri.Namun penelitian yang mendalam terhadap industry yang menurun ini,dalam
sifat persaingan serta alternatif strategi yang ada untuk menanggulangi
penurunan,adalah jauh lebih rumit.Masing-masing industri sangat berbeda dalam
kiat menanggulangi persaingan tersebut.
a) Penentu
struktual persaingan dalam masa penurunan.Sejumlah faktor struktual memegang
peran penting dalam menentukan sifat persaingan pada suatu industri yang sedang
menurun.Sejauh mana tekanan persaingan yang baru muncul akan mengikis
kemampulaban ,tergantung pada beberapa kondisi penting yaitu pada beberapa
kondisi penting, yaitu : seberapa mudah kapasitas yang dimiliki meninggalkan
industry, dan beberapa sengit perusahaan yang masih bertahan berusaha
membendung kemerosotan dalam penjualannya. Adapun kondisi tersebut adalah :
Ø Kondisi
permintaan. Proses terjadinya penurunan permintaan serta karakteristik segmen
pasar yang tersisa, mempunyai pengaruh besar terhadap persaingan pada tahap
penurunnya. Adapun yang termasuk dalm hal ini seperti ketidak pastian, struktur
permintaan, sebab-sebab penurunan.
Ø Hambatan
keluar. Seperti dijelaskan di atas, perusahaan ketika akan memasuki suatu
industry biasanya mengalami hambatan masuk. Ternyata terdapat pula hambatan
keluar yang memaksa perusahaan untuk tetap bersaing dalam industry yang sedang
menurun meskipun mereka mendapatkan ROI di bawa standar. Jadi, semakin tinggi
hambatan keluar, semakin tidak ramah pula industry terhadap
perusahaan-perusahaan yang tengah dalam masa penurun. Hambatan keluar dapat
muncul dari berbagai sumber fundamental seperti asset yang tahan lama dan
special, biaya tetap untuk keluar, hambatan keluar strategis, hambatan
informasi, hambatan manajerial atau emosional, hambatan pemeritah dan social,
mekanisme untuk penjualan asset.
Ø Ketidakjelasan
Rivalitas. Penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang sedang menurun
kemungkinan besar menyebabkan terjadinya perang harga. Kondisi ini memebuat
stabilitas persaingan menjadi terancam, dan secara khusus mempengaruhi
kemampulabaan industry yang sedang dalam masa penurunan. Kondisi ini dapat
diperburuk lagi oleh sikap para pemasok dan distributor yang mulai menganggap
bahwa perusahaan tersebut sudah tidak begitu penting lagi bagi mereka.
b) Alternatif
Strategi dalam masa penurunan. Strategi yang banyak dibicarakan selama masa
penurunan adalah strtegi divertasi atau harvest / panen. Namun sebenarnya ada
berbagai alternatif strategi, yaitu strategi kepoloporan, ceruk, panen, dan
tarik diri segera. Motovasi untuk masing-masing alternatif strategi secara
langkah-langkah taktis yang umum dilakukan dipaparkan berikut ini :
Ø Kepoloporan.
Strategi ini dimaksud agar perusahaan-perusahaan yang masih bertahan dan
berpotensi dapat meraih keuntungan di atas rata-rata dengan menggunakan
kepoloporan. Ini adalah karena kepoloporanlah yang masih mungkin dicapai bila
dibandingkan dengan persaingannya. Perusahaan bertujuan untuk menjadi
satu-satunya atau salah satu diantara perusahaan yang bertahan dalam industry.
Begitu posisi ini dicapai, perusahaan akan beralih untuk mempertahankan posisi
atau startegi lain yaitu strategi panen yang terkendali.
Ø Ceruk.
Sasaran dari strategi ini adalah penggalian segmen dalam industry yang tidak
saja dapat memeprtahanakan permintaan yang stabil, tetapi juga mempunyai
karateristik structural yang memungkinkan perusahaan meraih laba tinggi.
Perusahaan kemudian melakukan investasi guna membangun posisinya di segmen ini.
Peusahaan yang menggunakan strategi ini dapat saja memanfaatkan sebagian dari
strategi kepeloporan guna mengurangi hambatan penarikan dari pesaing, atau
untuk megurangi ketidakpastian pada segmen ini.
Ø Panen.
Pada strategi ini, perusahaan berusaha mengoptimalkan arus kasnya dengan antara
lain : mengurangi investasi baru, mengurangi pemeliharaan fasilitas, dan
memanfaatkan sisa-sisa kekuatan guna menaikan harga jual produk meskipun iklan
dan riset telah sangat dikurangi. Setelah kegiatan di atas dilakukan, bsnis
akhirnya dapat dijual atau dilikuidasi..
Ø Penarikan
diri segera. Strategi ini berstandar pada pemikiran bahwa perusahaan dapat
memaksimalkan pengembalian investasi bersihnya dengan menjualnya kemudian, atau
dengan menerapkan salah satu strategi yang lain. Semakin dini perusahaan dijual
semakin besar ketidakpastian mengenai apakah permintaan atas tawaran penjualan
perusahaan ini memang akan terus menurun. Dalam beberapa keadaan bisnis perlu
dilepaskan sebelum masa penurunan karena begitu penurunan terjadi pembeli baik
di dalam maupun di luar industry, akan tetapi, di pihak lain, penjualan dini
juga membawa resiko, misalnya, jika perkiraan perusahaan akan masa depan
terbukti tidak benar.
c) Memilih
Strategi untuk penurunan. Memilih strategi dalam masa penurunan adalah proses
mencocokan keinginan untuk bertahan dalam industry dengan posisi relative
perusahaan.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dari uaraian di atas
maka saya dapat menarik kesimpulan yaitu menurut Michael R. Porter strategi
lebih mengarah pada model startegi generic yang dapat mengimpletasikan strategi
perusahaan untuk bersaing dalam suatu industry dalam berbagai macam jenis
dimensi.
4.2 Saran
Saran saya yaitu, peru adanya sosialisasi terhadap
para pengusaha bagaimana cara menentukan dan macam strategi yang cocok di
terapkan dalam usahanya dan pelu adanya upaya untuk mengembangkan dan
menciptakan strategi-strategi yang baru.
DAFTAR
PUSTAKA
Hunger
J. David dan Thomas L. Wheelen 2001. Manajemen
Strategi. Yogyakarta : Juliantto Agung.
Wiludjen,
Sri. 2007. Pengantar Manajemen.
Yogyakarta : Garaha Ilmu.
Umar
Husein. 2001. Tipologi Strategi.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar