Selasa, 17 April 2012

Artikel (tugas manajemen strategi)


TIPOLOGI STRATEGI :
“Strategi Utama yang Merupakan Jabaran Dari Strategi Generik”
Agustiany Nteseo
    Nim       : 921 409 028
Jurusan   :  Akuntansi
          Pordi/kelas  :   S1 akuntansi / “A”

Abstrak
Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana dikemukakan oleh para ahli startegi yaitu Hamel dan Prahalad (1995), yang mengangkat kompetensi inti sebagai hal yang penting. Mereka berdua mendefinisikannya sebagai berikut :
“strategi merupakan tindakan yang bersifat senantiasa meningkat dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, stratefi hamper selalu dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti. Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di ddalam bisnis yang dilkukan.”
Ada beberapa klasifikasi strategi perusahaan yang perlu kita pelajari yaitu : strategi generic dan Strategi utama. Dalam hal ini yang kita bahas yaitu strategi utama menurut Fred. R. David. Dimana Fred R. David mengemukakan macam-macam strategi dan cara menentukan strategi.
Kata kunci : macam-macam strategi dan cara menentukan strategi.

 Pendahuluan
Menurut teori manajemen strategi, strategi perusahaan jenis perusahaan antara lain dapat diklasifikasi berdasarkan jenis perusahaan perusahaan. Strategi – strategi yang dimaksud adalah strategi generic (Generic Strategy) yang akan dijabarkan menjadi Strategi utama (grand strategy).Strategi utama ini merupakan strategis yang lebih operasional yang merupakan tindak lanjut dari strategi generic. Jabaran strategi generic menjadi startegi utama dari ketiga  pendekatan – pendekatan di atas, yaitu dari Wheelen – Hunger, Fred R. David dan Michael R. Porter . Dalam hal ini yang akan dijelaskan hanya manajemen strategi utama dari Fred R. David.

STRATEGI UTAMA DARI FRED R. DAVID.
a.      Macam- macam strategi utama

1)      Kelompok Strategi Integrasi Vertikal
Yaitu, merupakan kelompok strategis yang termasuk dalam kelompok strategis integrasai. Strategi ini menghendaki agar perusahaan melakukan pengawasan yang lebih terhadap distributor, pemasok, dan para pesaing baik melalui merger, akuisisi, atau membuat perusahaan sendiri.
Ø  Forward integration strategy. Strategi ini menghendaki agar perusahaan mempunyai kemampuan yang besar terhadap pengendalian para distributor atau pengecer mereka, bila perlu dengan memilikinya. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan mendapatkan banyak masalah dengan pendistribusian barang / jasa mereka, sehingga mengganggu stabilitas produksi, padahal, perusahaaan mampu untuk mengelola pendistribusian dimaksud dengan sumber daya yang dimiliki. Alasan lain bisnis di sector distribusi yang dimaksud, misalnya memiliki prospek yang baik untuk dimasuki.
Ø  Backward integration strategy. Pengusaha di bidang manufaktur dan para pengecer membutuhkan barang – barang dari pemasok, misalnya berupa bahan baku. Backward integration merupakan strategi perusahaan agar pengawasan terhadap bahan baku dapat lebih ditingkatkan, apalagi para pemasok sudah dinilai tidak lagi menguntungkan perusahaan, seperti keterlambatan dalam pengadaan bahan, kualitas bahan yang menurun, biaya yang meningkat sehingga tidak lagi dapat diandalakan. Konsumen kini lebih mulai menghargai produk-produk yang ramah lingkungan, sehingga mereka lebih menyukai produk yang dapat didaur ulang. Bebrapa perusahaan menggunakan backward integration untuk memperoleh pengawasan terhadap para pemasok barang agar produk-produk yang dapat didaur ulang itu bahan bakunya aman dipasok. Jadi, tujuan strategi ini adalah untuk mendapatkan kepemilikan dan meningkatkan pengendalian bagi para pemasok. Hal ini lebih dilakukan jika jumlah pemasok sedikit padahal pesaing banyak, selama ini berjalan lancar, harga produk stabil, dan pemasok memiliki marjin keuntungan yang tinggi serta perusahaan mempunyai modal dan sumber daya yang berkualitas.
Ø  Horizontal integration strategy. Strategi ini dimaksudkan agar perusahaan meningkatkan pengawasan terhadap para peasaing perusahaan walau harus dengan memilikinya. Salah satu, kecenderungan yang paling signifikan dalam manajemen startegi dewasa ini adalah dengan menggunakan strategis horizontal integration sebagai suatu strategi pertumbuhan. Jadi, tujuan strategi ini adalah untuk mendapatkan kepemilikan dan meningkatkan pengendalian para pesaing. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan memiliki posisi monopoli seizin pemerintah bersaing di industry yang berkembang, skala ekonomi meningkat, sserta modal dan sumber daya yng dimiliki perusahaan mampu melakukan ekspansi.

2)      Kelompok Strategi Intensif
Strategi-strategi penetrasi pasar , pengembangan pasar, dan pengembangan produk adalah 3 strategi yang dikelompokkan ke dalam apa yang sering disebut sebagai strategi intensive. Disebut demikian karena strategi-strategi ini dalam implementasinya memerlukan usaha-usaha intensif untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan produk-produk yang ada.
Ø  Market penetration strategy. Strategi ini berusaha untuk meningkatkan market share suatu produk atau jasa melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar. Strategi ini dapat diimplementasikan baik secara sendiri-sendiri atau bersama dengan strategi lain untuk dapat menambah jumlah tenaga penjual, biaya iklan, items untuk promosi penjualan, dan usaha-usaha promosi lainnya. Jadi, tujuan strategi ini adalah untuk meningkatkan pangsa pasar dengan usaha pemasaran yang maksimal. Hal ini dapat dilakukan jika pasar belum jenuh, pangsa pasar pessaing menurun, korelasi yang positif antara biaya 4P pemasaran dan sales serta kemampuan untuk bersaing yang meningkat.
Ø  Market development strategy. Strategi ini bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk atau jasa yang ada sekarang ke daerah-daerah yang secara geografis merupakan daerah baru. Dalam perspektif global, pengembangan pasar berskala internasional sudah banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan. Namun,, industry-industri tertentu akan menghadapi kesulita dalam bersaing pasar local. Jadi, tujuan strategi ini adalah untuk memperbesar pangsa pasar. Hal ini dapat dilakukan jika memiliki jaringan distribusi, terjadi kelebihan kapasitas produksi, pendapatan laba yang sesuai dengan harapan, serta adanya pasar yang baru atau pasar yang belum jenuh.
Ø  Product development strategy. Strategi ini merupakan startegi yang bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasikan produk-produk atau jasa-jasa yang ada sekarang. Strategi ini biasanya memerlukan penelitian yang luas dan tajam serta membutuhkan biaya yang cukup besar. Jadi, tujuan strategi ini adalah untuk memperbaiki dan mengembangkan produk yang sudah ada. Hal ini  dapat dilkukan, jika produk sudah berada pada tahapan jenuh, pesaing menawarkan produk sejenis yang lebih baik, dan lebih murah, memiliki kemampuan untuk mengembangkan produk, dan berada pada industry yang sedang tumbuh.

3)      Kelompok Strategi Diversifikasi
Ada tiga tipe umum strategi diversifikasi yang sudah banyak diketahui dan diimplementasikan, yaitu concentric diversification, horizontal diversification, dan conglomerate diversification. Secara keseluruhan kelompok strategi ini makin lama makin kurang popular, paling tidak dari sisi tingginya tingkat keslitan manajemen dalam mengendalikan aktivitas-aktivitas perusahaan yang berbeda-beda tersebut.
Ø  Concentric diversification strategy. Strategi ini dapat dilaksanakan dengan cara menambah produk dan jasa yang baru tetapi masih saling berhubungan. Jadi, tujuan strategi ini untuk membuat produk baru yang berhubungan untuk pasar yang sama. Hal ini dapat dilakukan jika bersaing pada industry yang pertumbuhannya lambat atau decline.
Ø  Horizontal diversification strategy. Strategi ini dilakukan dengan menambahkan produk dan jasa pelayanan yang baru, tetapi tidak saling berhubungan untk ditawarkan pada para konsumen yang ada ada sekarang. Jadi, tujuan startegi ini adalah menambah produk baru yang tidak berhubungan dengan tujuan memuaskan pelanggan yang sama. Hal in  dapat dilakukan jika produk baru dapat mendukung produk lama, persaingan pada produk lama berjalan ketat dan dalam tahapan mature, distribusi produk baru kepada pelanggan lancar, dan pada tingkat yang lebih dalam bahwa musim penjualan dari kedua produk relative beda.
Ø  Conglomerate diversification strategy. Yaitu strategi dengan menambahkan produk atau jasa yang tidak saling berhubngan. Jadi, tujuan sstrategi ini adalah untuk menambah produk baru yang tidak saling  berhubungan untuk pasar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan, jika industry disektor ini telah mengalami kejenuhan, ada peluang untuk memilki bisnis yang tidak berkaitan yang masih berkembang baik, serta memiliki sumber daya untuk memasuki industry baru tersebut.

4)      Kelompok Strategi Bertahan
Disamping strategi integrative , intensive, dan diversification, perusahaan dapat juga melakukan strategi bertahan yang terdiri atas strategi-strategi joint venture, retrenchment atau liqiudtion.
Ø  Joint venture strategy. Strategi ini merupakan strategi yang popular, yakni dimana terjadi saat dua atau lebih perusahaan membentuk suatu tempore atau konsorsium untuk tujuan kapitalisasi modal. Strategi ini dapat dipertimbangkan dalam hal perusahaan bertahan untuk tidak mau memikul beban-beban usahanya sendirian. Seringkali, dua atau lebih perusahaan sponsor membentuk sebuah organisasi yang terpisah dan telah membagi kepemilikkan ekuitas pada entiras yang baru ini. Jadi, tujuan strategi ini menggabungkan beberapa perusahaan dalam bentuk perusahaan baru yang terpisah dari induk-induknya. Hal ini dapat dilakukan, jika mereka merasa tidak mampu umtuk bersaing dengan perusahaan yang lebih besar, atau bermaksud dalam rangka mendapatkan kemudahan-kemudahan lain.
Ø  Retremenchment strategy. Strategi ini dapat dilakukan melalui reduksi biaya dan asset perusahaan. Hal ini karena terjadi penurunan penjualan dan laba perusahaan. retrenchment yang kadang-kadang disebut juga sebagai strategi turnaround dirancang agar perusahaan mampu bertahan pada pasar persaingannya. Implementasinya, selama proses retrenchment, para ahli strategi bekerja dengan sumber daya yang terbatas dan biasanya menghadapi tekanan-tekanan dai para pemegang saham, pekerja, dan media massa. Jadi, tujuan strategi ini adalah untuk menghemat biaya agar sales ataupun keuntungan dapat dipertahankan dengan cara  menjual sebagian asset perusahaan. Hal ini dapat dilakukan, jika perusahaan sering mendapatkan kegagalan dalam berusaha padahal sumber daya cukup tersedia, kurang efisien dalam berusaha atau diperlukan reorganisasi internal karena dianggap perusahaan terlalu cepat tumbuh.
Ø  Divestiture strategy. Yaitu menjual satu divisi atau bagian dari perusahaan. startegi divesture sering berguna dalam rangka penambahan modal dari suatu rencana investasi atau menindaklanjuti srtategi akuisis yang telah diputusakan untuk proses selanjunya. Divestiture dapat berupa bagian dari strategi retrenchment untuk mengganti aktivitas perusahaan lainnya. Jadi, implementasi dari strategi ini adalah misalnya dengan menjual sebuah unit bisnis. Hal ini dapat dilakukan jiak suatu unit bisnis sudah tidak dapa dipertahankan keberadaannya karena, misalnya, terus merugi dan berdampak kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Ø  Liquidation strategy. Yaitu  menjual seluruh asset perusahaan yang dapat dihitung nilainya. Strategi liquidation merupakan suatu pengakuan dari suatu kegagalan. Bagaimanapun juga, mungkin lebih baik menghentikan operasi perusahaan daripada meneruskannya akan tetapi nanti rugi besar. Jadi, startegi ini bertujuan untuk menutup perusahaan. hal ini dapat dilakukan jiak perusahaan sudah tidak dapat dipertahankan keberadaannya. Dengan menjual harta perusahaan, maka pemegang saham akan dapat memperkecil keugiannya.

b.      Cara Menentukan Startegi Utama
Menurut Fred R. David, cara menentukan strategi utama adalah dengan melakukan tiga tahapan kerangka kerja denga matriks sebagai model analisisnya. Perangkat atau alat yang berbentuk matriks-matriks itu telah sesuai dengan segala ukuran dan tipe organisasi perusahaan, sehingga alat tersebut dapat dipakai unutk membantu para ahli strategi dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih startegi-strategi yang paling tepat.
Ø  Tahap 1 dari kerangka kerja perumusan strategi kerja perumusan startegi ini trdiri dari tiga macam matriks, yaitu EFE Matrix, IFE Matrix, dan CP Matrix. Ketiga matrix ini disebut juga sebagai Input stage, karena ia bertugas menyimpulkan informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi-strategi.
Ø  Tahap 2 disebut sebagai matching stage, berfokus pada pembangkitan startegi-startegi alternatif yang dapat dilaksanakan melalui penggabungan factor eksternal dan internal yang utama. Teknik-teknik apada tahap 2 ini mencakup TOWS/SWOT Matrix, SPACE Matrix, BCG Matrix, IE Matrix, dan Grand Strategy matrix.
Ø  Tahap 3 disebut sebagai Decision Stage, hanya terdiri dari suatu teknik yaitu Quantitative Startegic Planning Matrix. QSPM ini menggunakan input informasi dari tahap 1 untuk mengevaluasikan secara objektif strategi-strategi alternatif hasil dari tahap 2 yang dapat diimplementasikan, sehingga ia memberikan sutu basis objektif bagi pemilihan strategi-strategi yang paling tepat.




DAFTAR PUSTAKA
Hunger J. David & Thomas L. Wheelen.2001.  Manajemen Strategic. Yogyakarta : Julianto Agung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar