TIPOLOGI STRATEGI :
“Strategi Utama yang Merupakan Jabaran Dari Strategi
Generik”
Agustiany
Nteseo
Nim
: 921 409 028
Jurusan :
Akuntansi
Pordi/kelas : S1
akuntansi / “A”
Abstrak
Pengertian
strategi ada beberapa macam sebagaimana dikemukakan oleh para ahli startegi
yaitu Hamel dan Prahalad (1995), yang mengangkat kompetensi inti sebagai hal
yang penting. Mereka berdua mendefinisikannya sebagai berikut :
“strategi
merupakan tindakan yang bersifat senantiasa meningkat dan terus-menerus, serta
dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para
pelanggan di masa depan. Dengan demikian, stratefi hamper selalu dimulai dari
apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan
pola konsumen memerlukan kompetensi inti. Perusahaan perlu mencari kompetensi
inti di ddalam bisnis yang dilkukan.”
Ada
beberapa klasifikasi strategi perusahaan yang perlu kita pelajari yaitu :
strategi generic dan Strategi utama. Dalam hal ini yang kita bahas yaitu
strategi utama menurut Fred. R. David. Dimana Fred R. David mengemukakan
macam-macam strategi dan cara menentukan strategi.
Kata
kunci : macam-macam strategi dan cara menentukan strategi.
Pendahuluan
Menurut teori manajemen strategi, strategi
perusahaan jenis perusahaan antara lain dapat diklasifikasi berdasarkan jenis
perusahaan perusahaan. Strategi – strategi yang dimaksud adalah strategi
generic (Generic Strategy) yang akan dijabarkan menjadi Strategi utama (grand
strategy).Strategi utama ini merupakan strategis yang lebih operasional yang
merupakan tindak lanjut dari strategi generic. Jabaran strategi generic menjadi
startegi utama dari ketiga pendekatan –
pendekatan di atas, yaitu dari Wheelen – Hunger, Fred R. David dan Michael R.
Porter . Dalam hal ini yang akan dijelaskan hanya manajemen strategi utama dari
Fred R. David.
STRATEGI UTAMA DARI
FRED R. DAVID.
a.
Macam-
macam strategi utama
1)
Kelompok
Strategi Integrasi Vertikal
Yaitu, merupakan kelompok strategis yang
termasuk dalam kelompok strategis integrasai. Strategi ini menghendaki agar
perusahaan melakukan pengawasan yang lebih terhadap distributor, pemasok, dan
para pesaing baik melalui merger, akuisisi, atau membuat perusahaan sendiri.
Ø Forward
integration strategy. Strategi ini
menghendaki agar perusahaan mempunyai kemampuan yang besar terhadap
pengendalian para distributor atau pengecer mereka, bila perlu dengan
memilikinya. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan mendapatkan banyak masalah
dengan pendistribusian barang / jasa mereka, sehingga mengganggu stabilitas
produksi, padahal, perusahaaan mampu untuk mengelola pendistribusian dimaksud
dengan sumber daya yang dimiliki. Alasan lain bisnis di sector distribusi yang
dimaksud, misalnya memiliki prospek yang baik untuk dimasuki.
Ø Backward
integration strategy. Pengusaha di bidang
manufaktur dan para pengecer membutuhkan barang – barang dari pemasok, misalnya
berupa bahan baku. Backward integration merupakan strategi perusahaan agar
pengawasan terhadap bahan baku dapat lebih ditingkatkan, apalagi para pemasok
sudah dinilai tidak lagi menguntungkan perusahaan, seperti keterlambatan dalam
pengadaan bahan, kualitas bahan yang menurun, biaya yang meningkat sehingga
tidak lagi dapat diandalakan. Konsumen kini lebih mulai menghargai
produk-produk yang ramah lingkungan, sehingga mereka lebih menyukai produk yang
dapat didaur ulang. Bebrapa perusahaan menggunakan backward integration untuk
memperoleh pengawasan terhadap para pemasok barang agar produk-produk yang
dapat didaur ulang itu bahan bakunya aman dipasok. Jadi, tujuan strategi ini
adalah untuk mendapatkan kepemilikan dan meningkatkan pengendalian bagi para
pemasok. Hal ini lebih dilakukan jika jumlah pemasok sedikit padahal pesaing banyak,
selama ini berjalan lancar, harga produk stabil, dan pemasok memiliki marjin
keuntungan yang tinggi serta perusahaan mempunyai modal dan sumber daya yang
berkualitas.
Ø Horizontal
integration strategy. Strategi ini
dimaksudkan agar perusahaan meningkatkan pengawasan terhadap para peasaing
perusahaan walau harus dengan memilikinya. Salah satu, kecenderungan yang
paling signifikan dalam manajemen startegi dewasa ini adalah dengan menggunakan
strategis horizontal integration sebagai suatu strategi pertumbuhan. Jadi,
tujuan strategi ini adalah untuk mendapatkan kepemilikan dan meningkatkan
pengendalian para pesaing. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan memiliki
posisi monopoli seizin pemerintah bersaing di industry yang berkembang, skala
ekonomi meningkat, sserta modal dan sumber daya yng dimiliki perusahaan mampu
melakukan ekspansi.
2)
Kelompok
Strategi Intensif
Strategi-strategi penetrasi pasar ,
pengembangan pasar, dan pengembangan produk adalah 3 strategi yang
dikelompokkan ke dalam apa yang sering disebut sebagai strategi intensive.
Disebut demikian karena strategi-strategi ini dalam implementasinya memerlukan
usaha-usaha intensif untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan
produk-produk yang ada.
Ø Market
penetration strategy. Strategi ini berusaha
untuk meningkatkan market share suatu produk atau jasa melalui usaha-usaha
pemasaran yang lebih besar. Strategi ini dapat diimplementasikan baik secara
sendiri-sendiri atau bersama dengan strategi lain untuk dapat menambah jumlah
tenaga penjual, biaya iklan, items untuk promosi penjualan, dan usaha-usaha
promosi lainnya. Jadi, tujuan strategi ini adalah untuk meningkatkan pangsa
pasar dengan usaha pemasaran yang maksimal. Hal ini dapat dilakukan jika pasar
belum jenuh, pangsa pasar pessaing menurun, korelasi yang positif antara biaya
4P pemasaran dan sales serta kemampuan untuk bersaing yang meningkat.
Ø Market
development strategy. Strategi ini
bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk atau jasa yang ada sekarang ke
daerah-daerah yang secara geografis merupakan daerah baru. Dalam perspektif
global, pengembangan pasar berskala internasional sudah banyak dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan. Namun,, industry-industri tertentu akan menghadapi kesulita
dalam bersaing pasar local. Jadi, tujuan strategi ini adalah untuk memperbesar
pangsa pasar. Hal ini dapat dilakukan jika memiliki jaringan distribusi,
terjadi kelebihan kapasitas produksi, pendapatan laba yang sesuai dengan
harapan, serta adanya pasar yang baru atau pasar yang belum jenuh.
Ø Product
development strategy. Strategi ini
merupakan startegi yang bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan
dengan cara meningkatkan atau memodifikasikan produk-produk atau jasa-jasa yang
ada sekarang. Strategi ini biasanya memerlukan penelitian yang luas dan tajam
serta membutuhkan biaya yang cukup besar. Jadi, tujuan strategi ini adalah
untuk memperbaiki dan mengembangkan produk yang sudah ada. Hal ini dapat dilkukan, jika produk sudah berada pada
tahapan jenuh, pesaing menawarkan produk sejenis yang lebih baik, dan lebih
murah, memiliki kemampuan untuk mengembangkan produk, dan berada pada industry
yang sedang tumbuh.
3)
Kelompok
Strategi Diversifikasi
Ada tiga tipe umum strategi
diversifikasi yang sudah banyak diketahui dan diimplementasikan, yaitu concentric
diversification, horizontal diversification, dan conglomerate diversification.
Secara keseluruhan kelompok strategi ini makin lama makin kurang popular,
paling tidak dari sisi tingginya tingkat keslitan manajemen dalam mengendalikan
aktivitas-aktivitas perusahaan yang berbeda-beda tersebut.
Ø Concentric
diversification strategy. Strategi ini dapat
dilaksanakan dengan cara menambah produk dan jasa yang baru tetapi masih saling
berhubungan. Jadi, tujuan strategi ini untuk membuat produk baru yang berhubungan
untuk pasar yang sama. Hal ini dapat dilakukan jika bersaing pada industry yang
pertumbuhannya lambat atau decline.
Ø Horizontal
diversification strategy. Strategi ini
dilakukan dengan menambahkan produk dan jasa pelayanan yang baru, tetapi tidak
saling berhubungan untk ditawarkan pada para konsumen yang ada ada sekarang.
Jadi, tujuan startegi ini adalah menambah produk baru yang tidak berhubungan
dengan tujuan memuaskan pelanggan yang sama. Hal in dapat dilakukan jika produk baru dapat
mendukung produk lama, persaingan pada produk lama berjalan ketat dan dalam
tahapan mature, distribusi produk baru kepada pelanggan lancar, dan pada
tingkat yang lebih dalam bahwa musim penjualan dari kedua produk relative beda.
Ø Conglomerate
diversification strategy. Yaitu strategi dengan
menambahkan produk atau jasa yang tidak saling berhubngan. Jadi, tujuan
sstrategi ini adalah untuk menambah produk baru yang tidak saling berhubungan untuk pasar yang berbeda. Hal ini
dapat dilakukan, jika industry disektor ini telah mengalami kejenuhan, ada
peluang untuk memilki bisnis yang tidak berkaitan yang masih berkembang baik,
serta memiliki sumber daya untuk memasuki industry baru tersebut.
4)
Kelompok
Strategi Bertahan
Disamping strategi integrative ,
intensive, dan diversification, perusahaan dapat juga melakukan strategi
bertahan yang terdiri atas strategi-strategi joint venture, retrenchment atau
liqiudtion.
Ø Joint
venture strategy. Strategi ini
merupakan strategi yang popular, yakni dimana terjadi saat dua atau lebih
perusahaan membentuk suatu tempore atau konsorsium untuk tujuan kapitalisasi
modal. Strategi ini dapat dipertimbangkan dalam hal perusahaan bertahan untuk
tidak mau memikul beban-beban usahanya sendirian. Seringkali, dua atau lebih
perusahaan sponsor membentuk sebuah organisasi yang terpisah dan telah membagi
kepemilikkan ekuitas pada entiras yang baru ini. Jadi, tujuan strategi ini
menggabungkan beberapa perusahaan dalam bentuk perusahaan baru yang terpisah
dari induk-induknya. Hal ini dapat dilakukan, jika mereka merasa tidak mampu
umtuk bersaing dengan perusahaan yang lebih besar, atau bermaksud dalam rangka
mendapatkan kemudahan-kemudahan lain.
Ø Retremenchment
strategy. Strategi ini dapat dilakukan
melalui reduksi biaya dan asset perusahaan. Hal ini karena terjadi penurunan
penjualan dan laba perusahaan. retrenchment yang kadang-kadang disebut juga
sebagai strategi turnaround dirancang agar perusahaan mampu bertahan pada pasar
persaingannya. Implementasinya, selama proses retrenchment, para ahli strategi
bekerja dengan sumber daya yang terbatas dan biasanya menghadapi
tekanan-tekanan dai para pemegang saham, pekerja, dan media massa. Jadi, tujuan
strategi ini adalah untuk menghemat biaya agar sales ataupun keuntungan dapat
dipertahankan dengan cara menjual
sebagian asset perusahaan. Hal ini dapat dilakukan, jika perusahaan sering
mendapatkan kegagalan dalam berusaha padahal sumber daya cukup tersedia, kurang
efisien dalam berusaha atau diperlukan reorganisasi internal karena dianggap
perusahaan terlalu cepat tumbuh.
Ø Divestiture
strategy. Yaitu menjual satu divisi atau
bagian dari perusahaan. startegi divesture sering berguna dalam rangka
penambahan modal dari suatu rencana investasi atau menindaklanjuti srtategi
akuisis yang telah diputusakan untuk proses selanjunya. Divestiture dapat
berupa bagian dari strategi retrenchment untuk mengganti aktivitas perusahaan
lainnya. Jadi, implementasi dari strategi ini adalah misalnya dengan menjual
sebuah unit bisnis. Hal ini dapat dilakukan jiak suatu unit bisnis sudah tidak
dapa dipertahankan keberadaannya karena, misalnya, terus merugi dan berdampak
kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Ø Liquidation
strategy. Yaitu menjual seluruh asset perusahaan yang dapat
dihitung nilainya. Strategi liquidation merupakan suatu pengakuan dari suatu
kegagalan. Bagaimanapun juga, mungkin lebih baik menghentikan operasi
perusahaan daripada meneruskannya akan tetapi nanti rugi besar. Jadi, startegi
ini bertujuan untuk menutup perusahaan. hal ini dapat dilakukan jiak perusahaan
sudah tidak dapat dipertahankan keberadaannya. Dengan menjual harta perusahaan,
maka pemegang saham akan dapat memperkecil keugiannya.
b. Cara
Menentukan Startegi Utama
Menurut
Fred R. David, cara menentukan strategi utama adalah dengan melakukan tiga
tahapan kerangka kerja denga matriks sebagai model analisisnya. Perangkat atau
alat yang berbentuk matriks-matriks itu telah sesuai dengan segala ukuran dan
tipe organisasi perusahaan, sehingga alat tersebut dapat dipakai unutk membantu
para ahli strategi dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih
startegi-strategi yang paling tepat.
Ø Tahap 1 dari kerangka
kerja perumusan strategi kerja perumusan startegi ini trdiri dari tiga macam
matriks, yaitu EFE Matrix, IFE Matrix, dan CP Matrix. Ketiga matrix ini disebut juga sebagai Input stage, karena ia bertugas
menyimpulkan informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan
strategi-strategi.
Ø Tahap 2 disebut
sebagai matching stage, berfokus
pada pembangkitan startegi-startegi alternatif yang dapat dilaksanakan melalui
penggabungan factor eksternal dan internal yang utama. Teknik-teknik apada
tahap 2 ini mencakup TOWS/SWOT Matrix,
SPACE Matrix, BCG Matrix, IE Matrix,
dan Grand Strategy matrix.
Ø Tahap 3 disebut
sebagai Decision Stage, hanya
terdiri dari suatu teknik yaitu Quantitative
Startegic Planning Matrix. QSPM ini menggunakan input informasi dari tahap
1 untuk mengevaluasikan secara objektif strategi-strategi alternatif hasil dari
tahap 2 yang dapat diimplementasikan, sehingga ia memberikan sutu basis
objektif bagi pemilihan strategi-strategi yang paling tepat.
DAFTAR
PUSTAKA
Hunger
J. David & Thomas L. Wheelen.2001. Manajemen Strategic. Yogyakarta :
Julianto Agung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar